JAKARTA - Pemerintah meminta para pelaku industri automotif nasional berbagi beban dengan para pemangku kepentingan lainnya untuk mengurangi beban konsumen.
Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika Departemen Perindustrian (Depperin) Budi Darmadi. Dirinya juga mengatakan, langkah tersebut guna mengantisipasi dampak krisis keuangan dunia terhadap Indonesia tahun depan.
"Kita harus sharing the burden (berbagi beban) antara stakeholders. Jangan semua tekanan dibebankan kepada konsumen. Hal terpenting adalah menjaga agar aliran pengiriman produk dari pabrik ke dealer lalu ke konsumen tidak terhambat." kata Budi di Jakarta.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Joko Trisanyoto mengatakan, pihaknya sudah melakukan apa yang disarankan Budi. Namun pembagian beban bersama ini tidak mungkin dilakukan sepanjang tahun. "Ini sudah kita lakukan, tapi sifatnya hanya situasional." ujar Joko.
Joko juga mencontohkan adanya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika hingga 25 persen akan menyebabkan kenaikan harga mobil dengan persentase yang sama. "Kenaikan harga tetap kita lakukan, tetapi bertahap tiap bulan, sehingga margin beban yang ada kita tanggung dulu," paparnya.
Lebih lanjut Joko juga menambahkan, jika pembagian beban ini terus dilakukan malah justru membuat industri automotif makin tertekan. Hal terpenting menurutnya, adalah menjaga pasokan mobil ke dealer tetap seimbang. "Tetap akan ada penyesuaian di produksi. Tetapi yang penting pasokan terus berjalan meski berkurang," tambahnya.
(sumber : okezone.com)
[05.14
|
0
komentar
]
0 komentar
Posting Komentar